Rabu, 07 Agustus 2019

Perusahaan Impian


Bekerja di perusahaan besar, terkenal, bonafit, tentu jadi impian hampir seluruh lapisan masyarakat. Skill kita jadi berguna, pengalaman bertambah, jaringan meluas, kesejahteraan meningkat, dan tentu saja jadi lebih bangga.
Pertanyaannya, bagaimana cara kita memperoleh pekerjaan di perusahaan impian kita itu. Jelas. Terpenting dari yang paling penting dari yang kita ketahui bersama yaitu, mendaftar. Ya. Melamar pekerjaan di perusahaan impian kita tersebut.
Tetapi apakah dengan melamar pekerjaan di sebuah perusahaan, lantas kita akan langsung diterima bekerja? Ahahaha, jangan bodoh. Tentu saja tidak, banyak rintangan menghadang - mengintai, mulai dari kriteria pelamar bagi perusahaan, ketentuan dan persyaratan, sampai dengan para pesaing. Sebab, kadang, jumlah peluang kerja di perusahaan tidak sebanding dengan jumlah pelamar kerjanya. Hal ini kerap terjadi apabila perusahaan penyedia lowongan merupakan incaran banyak pasang mata.
Berangkat dari kenyataan itu, aku pikir dunia kerja, layaknya juga seleksi alam. Siapa berbakat, dia yang dapat. Siapa yang kuat, dia bertahan. Kuat dalam arti banyak hal tentunya.
Padahal kalau dipikir-pikir lagi, tidak semua orang bekerja pada sebuah perusahaan, instansi, lembaga, atau semacamnya. Di Indonesia sendiri, sebanyak 8,06 juta orang berprofesi jadi wirausaha. Meski angka itu terbilang kecil. Namun dalam dasawarsa terakhir, wirausaha atau istilah kerennya entrepreneur, tengah ramai digembar-gemborkan. Pamornya, konon mengalahkan jabatan Pegawai Negeri Sipil.
Baik jadi pekerja maupun wirausaha, menurut hemat aku, sama bagusnya. Asalkan, kita mampu menempatkan sesuatu pada tempatnya. Yang artinya, apabila kita menekuni sebuah profesi, jadi guru misalnya, maka jadilah guru yang berintegritas. Memosisikan diri jadi guru yang sebenar-benarnya. Sama halnya ketika kita jadi wirausaha, berbisnis bukan asal untung. Melainkan mampu mencipta usaha yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bermanfaat bagi banyak orang.
Dengan itu, kita tidak akan salah mengambil langkah. Pilihan kita sama baiknya, dan bergantung pada kemampuan dan cita-cita kita. Apakah bekerja di perusahaan impian, ataukah mendirikan perusahaan impian itu.
Barangkali jika boleh diklasifikasikan, ada 2 jenis manusia di dunia kerja. Yaitu: (1) Profesional, dan (2) Entrepreneur. Di lain waktu mungkin kita akan bahas secara detail mengenai 2 hal tersebut. Namun yang jelas, pembaca pasti sudah bisa menebak, di posisi mana aku memilih di antara keduanya.
Ya. Profesional. Aku memilih menjadi seorang profesional di suatu bidang. Setidaknya untuk saat ini, aku sangat ingin menekuni suatu pekerjaan, hingga aku ahli dalam bidang tersebut. Yang pada akhirnya membawaku pada sebuah keputusan, aku akan bekerja di sebuah perusahaan.
Apakah itu perusahaan impian? Entahlah, aku pun tidak yakin. Namun sekali lagi aku telah memutuskan.
Keputusan itu pulalah yang menyeretku pada pilihan-pilihan lain yang lebih sulit. Karena dibutuhkan keteguhan batin yang ekstra, saat kita harus memilih untuk melepaskan diri dari jeratan zona nyaman. Dan semua itu selalu aku kembalikan kepada diriku sendiri. Aku yang telah memilih, dan aku pula bertanggungjawab pada pilihanku.
Wirosari, 07 Agustus 2019
Khaerul A
Penulis bebas


Selasa, 06 Agustus 2019

Sebuah Perkenalan

Satu tahun pun berlalu sejak aku meninggalkan Yogyakarta. Kota yang sarat akan warna-warni kehidupan. Bukan hanya dari kampus dan keraton, melainkan pantai, pasar, dan juga tempat ibadah. Mereka mewakili Indoneaia dengan cara yang unik.
Aku tidak pernah menyangka, jika pada akhirnya aku akan menetap di Kalireja. Sebuah desa kecil di selatan pegunungan Kendeng. Masuk ke dalam kecamatan Wirosari, kabupaten Grobogan.
Desa yang hanya berpenduduk lebih dari limaribu limaratus orang. Dengan luas kurang dari limaribu hektar tanah dan sawah. Yang artinya, penduduk di desa ini masih cukup jarang. Rata-rata mereka adalah petani dan peternak, yang mengandalkan hasil sawah dan ladang.
Sebuah sungai mengular, melingkari desa kecil ini. Sebagian daratan berupa tanah padas, sementara bagian lainnya berkapur. Hutan tumbuh lebat di dataran ini, namun kering pada musim kemarau.
Dibandingkan dengan Yogyakarta, tinggal di Kalireja, tentu sangat berkebalikan. Ibarat bumi dan langit. Jogja yang hidup pada malam hari dengan pagelaran seni, diskusi-diskusi ilmiah, dan wisata kuliner. Sementara desa ini hanya mengisi malam-malam dengan nyanyian katak dan jangkrik di persawahan.
Sebagai penggemar teater, tentu aku merasa sangat kehilangan. Di Jogja, dalam sepekan, bisa ada 2 atau 3 pertunjukan dari berbagai tempat. Meski hanya sekedar tari-tarian di Malioboro. Dan sebagai penggemar buku, aku pastilah merasa sedemikian terasing. Sulit menjumpai toko buku atau perpustakaan di sekitar desa, bahkan di kota kecamatan.
Hal ini sudah pasti berlaku, bahkan di desa-desa atau kota-kota lain sekalipun. Buku dan teater seringkali eksis hanya di persekitaran kampus.
Berbeda dengan Yogyakarta dan kampus-kampus istimewanya, Grobogan yang notabene bukan kota pendidikan, jarang ditemukan kampus. Pendidikan umumnya berpusat di kota kabupaten. Sementara jarak antara kecamatan Wirosari ke kota kabupaten lumayan jauh (22 kilometer).
Akses jalan, seperti halnya di desa-desa lain di Indonesia, kerap kali menguras kesabaran. Barangkali jika jarak sepuluh kilometer di Yogyakarta bisa ditempuh dalam waktu 15 menit, di sini bisa sampai setengah jam. Oleh karenanya jika ingin hilir mudik ke kota kabupaten, apalagi di tengah jadwal yang padat, sangat kecil kemungkinannya.
Sedih mengingatnya memang, jika dulu aku bisa dengan puas menyelami lautan ilmu dan pengetahuan, mengeksplorasi samudera seni dan budaya, kini jalanku seolah terhalang oleh bukit koral dan bebatuan. Kedua kakiku terikat oleh kondisi geografis dan minimnya infrastruktur penunjang hobi dan minat.
Namun aku sepenuhnya sadar, bahwa tinggal di desa Kalireja, merupakan pilihan yang tidak dapat dipersalahkan asal-usulnya. Ada banyak hal penuh makna kulalui dalam satu tahun terakhir tinggal di desa ini. Dan hidup bersama orang-orang desa, di desa yang masih menjaga kearifan lokal dan alam, bukanlah sesuatu yang baru bagiku.
Terlebih dari semua itu, tinggal di desa merupakan konsekuensi bagi pekerjaan yang telah aku ambil. Menjadi Account Officer Mikro di salah satu Lembaga Keuangan non-bank, PT Permodalan Nasional Madani (persero). Akan ada banyak pengalaman yang nantinya aku bagi kepada pembaca bahagia di manapun kalian berapa. Karena nyatanya dalam setahun ini, banyak sudah pelajaran yang aku ambil, baik itu sebagai Account Officer, maupun sebagai pribadi yang gemar belajar dan menulis.

Wirosari, 07-08-2019.
Khaerul A
Penulis bebas

Sabtu, 15 Agustus 2015

Hidup Karena Harapan



Berbicara tentang harapan, berarti kita tengah membicarakan sesuatu yang abstrak. Harapan menjadi landasan bagi seseorang untuk terus melakukan sesuatu. Meski tidak dapat diindrakan dan didefinisikan secara pasti, harapan pada dasarnya ada di setiap diri manusia. Tanpa harapan manusia akan mati. Tanpa harapan hidup manusia akan berakhir.
 Namun, terlepas dari visualisasi harapan yang abstrak, sesungguhnya harapan itu sangatlah jelas dilihat dari obyeknya. Seseorang yang memiliki semangat untuk melangkah kedepan, sangat deskriptif terhadap apa atau siapa harapan yang sedang digantungkan di pundaknya. Harapan itu menjadi tajam manakala langkahnya berada di jalur yang benar. Namun sebaliknya, harapan itu semakin memudar ketika langkahnya menapaki jalur yang tidak beraturan.
Sengguh luar biasa fungsi harapan bagi seorang manusia. Orang yang jatuh, bisa bangkit lagi karena ada harapan. Orang yang pingsan bisa sadar kembali karena ada harapan. Orang yang sakit bisa sembuh kembali sebab ada harapan. Sekecil apapun harapan yang ada dalam diri kita, ia ibarat lilin yang menerangi jalan gelap hidup manusia. Tetapi, apakah semua harapan yang manusia genggam itu bisa mendatangkan kesuksesan dalam hidup? Apakah setiap harapan itu akan terwujud? Dan apa yang terjadi jika harapan manusia pada akhirnya berpaling dan tidak memberikan hasil yang berarti?
Setiap harapan pasti memiliki standarisasi level yang tinggi menurut perspektif masing-masing orang. Orang yang harapannya kecil, menganggap bahwa kemampuan dirinya sangatlah terbatas. Ia sadar posisinya sebagai manusia yang lemah, tidak punya daya dan upaya melainkan apa yang dianugerahkan Tuhan kepadanya. Ia tidak berharap banyak, atas segala yang telah dilakukannya, seakan-akan itu semua mustahil untuk diraih. Ia memastikan bahwa terlalu banyak berharap hanya akan membuat dirinya terbuai angan-angan.
Lain halnya orang yang memiliki harapan yang besar, meskipun ia tahu bahwa kemampuannya sangatlah terbatas, namun ia memikiki semangat yang tinggi untuk meraihnya. Tidak peduli apakah ia harus melewati jurang, menyelami lautan, melintasi gurun pasir, harapan itu tetaplah harapan. Harapan yang snagat sulit diraih adalah yang membuatnya kuat. Karena harapan itu ia mampu terus berdiri tegak, melalui segala rintangan dan cabaran, menggapai kesuksesan-kesuksesan kecil walaupun pada akhirnya ia tidak tahu apakah ia sanggup menggapai harapannya yang lebih besar.
Intinya, besar atau kecil sebuah harapan, yakinlah bahwa harapan itu akan mengantarkan pada si empunya untuk tetap meneruskan hidup menggapai tujuan yang ingin dicapai. Harapan memiliki banyak sisi yang jika dimaknai akan sangat menyadarkan kita tentang pentingnya seseorang untuk hidup. Untuk terus melakukan yang terbaik bagi hidup.
Bagi orang yang mengerti akan arti pentingnya sebuah harapan, ia akan dengan senang hati melakukan apapun demi harapannya itu. Ia benar-benar tahu bahwa harapannya itu tidak pernah mengecewakannya. Ia sadar, harapannya adalah harapan dari segala harapan yang ada di muka bumi ini. Ia akan terus berharap meski harapannya telah tiada,
karena harapannya adalah jiwa dari seluruh jiwa miliknya yang terlahir dari mahacipta sang Maha Kuasa,
mengenal Novel "Maha Cinta" karya Aguk Irawan MN
Judul        :  Maha Cinta (Sepotong Kisah Nyata dari Cinta Ragawi ke Cinta Ukhrawi)
Penulis     :  Aguk Irawan MN
Penerbit   :  Glosaria Media
Cetakan   :  September, 2014
Tebal       :   454, 12 x 19 cm
Harga       :  68.000

informasi pemesanan dan pembelian bisa didapatkan di sini
Terimakasih..